Salah satu penyebab mesin mogok atau susah hidup saat kondisi dingin bisa dari sistem pengapian yang malfungsi atau tidak bekerja dengan baik.
“Karena bila sampai tidak ada percikan api sama sekali di ruang bakar atau apinya lemah karena ada kinerja komponen pengapian yang menurun, bisa dipastikan mesin bakal enggan atau susah hidup. Pengapian merupakan salah satu kunci kinerja motor bakar,” bilang Tommy Bramantya, technical support Hartomo Mechanical Training Center (HMTC) Depok, Jabar.
Nah untuk memastikannya, lanjut Tommy, bisa kok dicek bagian mana yang jadi penyebab tidak bekerja pengapian dengan baik. Mulai dari busi, koil, CDI, hingga sumber arusnya. Oh iya, sumber arus untuk sistem pengapian bisa dari sepul untuk motor bersistem pengapian AC, atau aki untuk motor bersistem pengapian DC.
Oke, kita mulai dari busi dulu ya. Sebelumnya cabut busi dari dudukannya di mesin, lalu pasang ke cop businya. Setelah itu putar kunci kontak ke posisi ‘Ignition’ dan tempelkan busi pada rangka terdekat atau blok mesin (gbr.1). Tapi ingat, tangannya jangan sampai memegang bagian busi yang terbuat dari logam, karena Anda nanti bisa kesetrum lo. Cukup pegang cop businya saja.
Selanjutnya coba sela kick starter atau bisa juga tekan tombol start sembari perhatikan ke arah busi. “Cek pecikan apinya. Bisa ketahuan kok kalau businya yang bermasalah (mau mati atau sudah mati). Yakni dilihat dari arah percikannya. Kalau menyamping atau tidak ada percikan sama sekali, tandanya busi mati,” terang pria jangkung murah senyum ini.
Sebaliknya bila arah percikan tetap ke batang elektroda, tapi loncatan api lemah atau kurang kuat (biasanya warna pecikannya merah), coba ambil busi baru lalu lakukan hal serupa. Kalau percikan apinya ternyata bagus, ada kemungkinan kinerja busi lama sudah mulai menurun lantaran usia pakai.
“Masa pakai ideal busi sekitar 10.000 km. Lebih dari itu sebaiknya segera diganti bila tidak ingin mesin bermasalah,” saran Tommy. Tapi jika ternyata percikan api pada busi baru masih saja lemah, coba periksa kemampuan loncatan api di kabel businya. Langkah ini untuk mengetahui apakah ada kemungkinan koilnya yang bermasalah.
Caranya, lepas busi dan cop busi dari kabelnya, lalu dekatkan ujung kabel busi ke permukaan rangka atau mesin yang mengandung massa kurang lebih sejauh 1–1,5 cm. Terus coba sela kick starter-nya lagi dan cek apa ada loncatan api atau tidak (gbr.2). Kalau masih belum ada loncatan apinya juga, agak dekatkan lagi ujung kabel busi ke massa di rangka atau mesin.
Dari sini akan ketahuan kalau loncatan api hanya mau ada kalau ujung kabel busi diposisikan lebih dekat ke massa, bukan tidak mungkin itu karena kinerja koil mulai lemah. “Untuk lebih memastikannya, periksa tahan koilnya pakai multitester (gbr.3),” saran Tommy. Mulai tahanan primer (antara kutub positif dengan kutub negatif koil) maupun sekundernya (kutup negatif koil dengan ujung kabel busi). Kabel dari CDI ke koil dalam keadaan dilepas ya.
Bila nilai tahanannya sesuai spesifikasi, tandanya koil masih bekerja baik dan kemungkinan yang bermasalah adalah komponen lain. Misal sambungan kabel kurang kencang atau ada kerak di konektor/soketnya dan sebagainya. Tapi bila tahanan koil di luar spesifikasi normal, bisa dipastikan koil tersebut rusak dan harus diganti baru.
Oh iya, untuk pemeriksaan tahan koil tersebut, Anda harus tau nilai tahanannya terlebih dulu. Misalnya pada Suzuki Satria FU tahan primer koilnya 0,3–0,5 Ohm. Sedang tahananya sekundernya 5 – 8 Ohm. Kalau di Honda Karisma atau Supra X 125 nilai tahan primernya 0,5 – 1 Ohm dan sebagainya.
Penulis : Dic | Editor : AZ | Foto : Andhika
Sumber : motorplus.otomotifnet.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar