Pada era motor injeksi hanya tinggal menghitung hari, seperti yang sudah berkali-kali di tulis pada teman teman pada postingan mengenai tip tip motor. Meski komponen injeksi hanya seputar sistem pengkabutan bahan bakar, tapi ternyata juga menuntut sistem pengapian yang berbeda.
Bukan hanya mengganti karburator dengan perangkat injeksi, namun perangkat pengapian C
Motor-motor injeksi terbaru seperti Honda Supra 125 PGM-Fi, Suzuki Shogun 125 Fi dan Yamaha Vixion menggunkan TIS (Transistor Ignition System).
Kenapa begitu? “Karena dalam proses kerjanya CDI, menghasilkan radiasi yang dapat menggangu kinerja ECU sebagai pengatur debit bahan bakar pada sistem injeksi,” buka Tommy Huang, Director PT Trimentari Niaga, produsen CDI berlabel BRT (Bintang Racing Team).
Sesuai namanya CDI bekerja menggunakan trafo inverter untuk memperbesar tegangan 12 volt dari aki menjadi tegangan sebesar 300 volt yang ditampung pada capasitor. Ini yang membuat radiasi tegangan listrik pada CDI cukup besar sehingga tidak bisa disatukan dengan ECU injeksi.
Berbeda dengan kinerja TIS yang menggunakan transistor untuk menghubung putuskan gelombang elektromagnetik pada kumparan koil. Di dalam TIS tidak menggunakan trafo inverter. Sehingga tidak menghasilkan radiasi listrik yang besar.
“TIS lebih aman dipadukan dengan sistem ECU Injeksi. TIS hanya untuk mengatur timing pengapian dan debit pengkabutan bahan bakar diatur tersendiri oleh rangkaian elektronik lainnya. Keduanya menyatu dalam ECU,” ungkap Tommy yang sudah meluncurkan TIS racing untuk Suzuki Thunder 125 ini.
Semoga Ber manfaaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar